Berbicara tentang doa yaitu berbicara tentang relasi seseorang dengan Tuhan. Sebab melalui doa kita bisa menyampaikan isi hati kita dengan Tuhan. Namun terkadang doa itu hanya dianggap sebagai keinginan dan pemohonan pribadi. Pemahaman seperti sangat jelas tidak alkitabiah.
Doa itu adalah bukan hanya sebatas keinginan diri sendiri dan permohonan yang kita sampaikan kepada Tuhan. Lebih tepatnya doa itu adalah suatu ucapan syukur seseorang kepada Tuhan karena ada sebuah hubungan.
Kali ini saya berbagi bagi saudara untuk guru-guru sekolah minggu tentang cerita anak sekolah minggu mengenai doa. Semoga melalui bahan cerita sekolah minggu ini bisa membantu guru-guru sekolah minggu dalam pelayanannya.
Cerita Sekolah Minggu Tentang Doa
Orang Farisi dan Pemungut Cukai
Sebelum saya menceritakan kisah orang Farisi dan pemungut cukai terlebih dahulu kita harus mengetahui arti Farisi dan pemungut cukai. Farisi adalah sekolompok pemimpin rohani Yahudi yang berkembang pada masa Bait Allah ke-2. Arti Farisi ini adalah bukan nama pribadi melainkan sebuah gelar yang menunjukkan sekelompok pemimpin-pemimpin rohani kaum Yahudi. Sedangkan pemungut cukai adalah seseorang yang bertugas mengumpulkan pajak dari masyarakat Yahudi. Jadi arti lain dari pemungut cukai ini adalah pegawai pajak kekaisaran Romawi. Dan yang melaksanakan pemungut cukai ini adalah orang Yahudi sendiri.
Cerita firman Tuhan kali ini di Lukas 18:9-14 mengenai Farisi dan pemungut cukai. Cerita firman Tuhan ini adalah sebuah perumpamaan. Tujuan Yesus menyampaikan perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai karena ada beberapa orang pada saat itu menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain. Itulah sebabnya Yesus menyampaikan perumpamaan ini.
Perumpaaan ini diawali dengan dua orang yang pergi ke Bait Allah. Tujuan mereka mau pergi ke Bait Allah yaitu untuk berdoa.
Ketika orang Farisi ini berdoa kepada Allah, ia mengawali sebuah doanya sebuah ucapan syukurnya kepada Tuhan. Namun anehnya dalam doanya itu ada unsur kesombongan. Ia mumuji dirinya dihadapan Allah ia tidak seperti pencuri, ia bukan perampok, ia bukan pezinah dan ia bukan pemungut cukai. Bahkan ia berkata kepada Tuhan, ia berpuasa dua kali seminggu dan bahkan ia rajin memberikan perpuluhan dari segala penghasilannya. Farisi ini mau memuji dan mau mempamerkan kebaikannya dihadapan Allah. Namun Tuhan tahu perbuatan yang dia lakukan itu hanya sebatas ritual agama. Ia melakukannya bukan karena pengelanannya tentang Tuhan.
Berbeda dengan pemungut cukai ia datang dihadapan Allah dengan rendah hati, ia tidak memandang dirinya hembat di hadapan Allah sebab ia tahu kebaikannya tidak akan bisa mencapai titik kesempurnaan.
Namun dalam doanya ia meminta belaskasih Allah sebab ia tahu bahwa dirinya adalah orang berdosa dan orang yang tidak layak dihadapan Allah.
Melalui kisah orang Farisi dan pemungut cukai, doa yang berkenan kepada Allah yaitu pemungut cukai sebab ia berdoa kepada Tuhan dengan rendah hati.
Pembelajaran:
- Berdoa itu bukan mempamerkan kebaikan kita dihadapan Allah
- Berdoa itu mengucap syukur kepada Allah dan meminta belas kasih Tuhan
- Berdoa itu bukan kehendak kita yang jadi, melainkan kita tunduk akan kehendak Tuhan
- Berdoa itu meminta belas kasihan Tuhan atas dosa-dosa yang kita lakukan setiap hari.
Penerapan:
- Adek-adek kalau berdoa harus mengucap syukur kepada Tuhan atas kebaikannya dan belas kasihnya untuk adek-adek. Dimana Tuhan masih memberikan kesempatan bagi adek-adek untuk hidup.
- Adek-adek berdoa itu bukan memuji kebaikan kita dihadapan Allah, melainkan kita yang memuji kebaikan Tuhan dalam hidup kita.
Ayat Hafalan:
Amsal 15:29 "Tuhan itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya"
Ibu Hana (1 Samuel 1:1-28)
Pada zaman hakim-hakim ada seorang laki-laki yang bernama Elkana. Pak Elkana ini mempunyai dua istri yaitu Hana dan Penina. Ibu Hana ini tidak memiliki seorang anak sedangkan Penina memiliki seorang anak.
Walaupun Pak Elkana ini berhasil memiliki dua istri namun kedua istrinya ini tidak cocok satu sama lain. Dimana istri ke dua pak Elkana yaitu Penina sering menyakiti hati ibu Hana, sebab ibu Hana ini tidak bisa memiliki anak.
Akibatnya ibu Hana ini menangis dan tidak mau mau makan, sehingga suaminya Elkana bertanya kepadanya mengapa kamu menangis ?
Setelah beberapa hari kemudian, ibu Hana mengambil keputusan untuk berdoa di bait Suci yaitu di Silo. Dengan hati pedih ia berdoa kepada Tuhan sambil menangis tersedu-sedu.
Ia berdoa kepada Tuhan supaya ia memiliki seorang anak. Walaupun Tuhan masih belum menjawab doanya ibu Hana, ibu Hana tetap berdoa kepada Tuhan. 1 Tahun kemudian Tuhan menjawab doanya Hana sehingga hasilnya ia memiliki anak yaitu Samuel.
Pembelajaran:
- Belajar sabar menunggu jawaban dari Tuhan
- Waktu Tuhan pasti yang terbaik
Penerapan:
- Apapun yang adek-adek doakan selama ini kepada Tuhan, adek-adek harus belajar sabar menunggu jawaban dari Tuhan. Jangan malas berdoa kepada Tuhan tidak sabar menunggu jawaban dari Tuhan.
- Tunggu waktunya Tuhan, jangan adek-adek paksa Tuhan untuk segera menjawab doa adek-adek. Melainkan belajarlah mengikuti maunya Tuhan.
Ayat Hafalan:
Mazmur 5:2 "Perhatikan teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada Mulah aku berdoa".
0 Komentar