Renungan Amsal 26:1-13 - Orang Bebal

Renungan Amsal 26 ayat 1-13/ pengertian orang bebal/tafsiran Amsal 26/ eksposisi Amsal 26/khotbah Amsal 26/2022-2023.


Orang Bebal (Amsal 26:1-13)

Kata "bebal" dalam kamus bahasa Indonesia adalah keras kepala, susah diatur, mengagap dirinya benar. Sedangkan dalam bahasa Yunani kata bebal yaitu ἄφρονι  "afroni" artinya bodoh. Jika diperhatikan sesuai konteks di Amsal 26:1-13 ini sangat jelas sekali ciri-ciri orang bebal di mulai ayat 4-5 jangan menjawab orang bebal menuurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia, jawablah orang bebal menurut kebodohannya…

Ayat 4-5 ini kata kebodohannya diulang 2 kali. Sangat jelas penulis Kitab Amsal ini memberikan nasehat kepada kita cara menghadapi orang bebal. Kebodohan yang dimaksud disini adalah tidak mengerti, tidak paham, dan tidak melakukan hikmat atau didikan yang disampaikan kepadanya.

Ia merasa hikmat atau didikan yang disampaikan kepadanya tidak benar karena kebodohannya. Sangat jelas ayat 11 "seperti anjing kembali ke muntahnya, demikian orang bebal yang mengulangi kebodohannya"

Artinya orang bebal susah berubah selalu kembali kebiasaan buruknya seperti anjing kembali  ke muntahnya. Lalu bagaimana sikap kita menghadapi orang bebal yaitu diambaikan saja, karena orang bebal sangat sulit diatur atau mau berubah. Daripada anda berdosa menghadapi orang bebal lebih baik hindari orang bebal.

Solusi yang terbaik untuk kita sebagai anak-anak Tuhan yaitu hanya "doa". Doakan dirinya sebab hanya Tuhan yang mampu mengubahkan kebebalan hati seseorang. Jangan benci dirinya, melaikan bencilah perbuatannya. 

Sebab firman Tuhan mengatakan "doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya" Yakobus 5:16b.

Hanya doa yang kita bisa lakukan menghadapi orang bebal. Biarlah Tuhan yang turun tangan untuk mengubahkan hati dan pikirannya yang bodoh. 

Saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan, kita perlu koreksi diri juga. Apakah saya ini termasuk orang bebal atau tidak. Seperti disaat kita melihat wajah kita di cermin demikian juga disaat kita melihat perbuatan kita sehari-hari.

Sebab orang bebal itu, tidak sadar diri bahwa dirinya bebal. Ia merasa dirinya benar dan tidak pernah salah karena kebodohannya. Apapun yang dia sampaikan adalah betul dan apa yang disampaikan orang lain seperti didikan dan hikmat mengagap itu adalah bodoh. 

Baca Juga:

- Kumpulan Khotbah Tentang Pelayanan

- Tuhan Itu Tidak Buta, Ia mengerti kita

- Menjadi Berkat Itu Penting

- Lihat Selanjutnya…


Posting Komentar

0 Komentar