Lihat: Kumpulan Renungan Kristen
Tema: Peran Orang Tua Memilih Pasangan Hidup Anaknya (Kejadian 24)
Syalom…
Pada kesempatan kali ini kita kembali belajar kebenaran firman Tuhan. Di Kejadian 24 kita belajar lagi kisah Abraham. Dimana Abraham memberikan contoh atau teladan peran orang tua untuk memilih pasangan hidup anaknya.
Ketika saya membaca kebenaran firman Tuhan ini saya teringat kampung halaman saya. Budaya disana ketika anaknya mau menikah maka orang tua akan mencari kenalannya untuk mencarikan pasangan hidup anaknya. Tujuanya adalah untuk dijadohkan dan dipersatukan walaupun mereka belum kenal satu sama lain.
Demikian juga dengan dengan kisah Abraham ini. Di mana Abraham memanggil hambanya untuk bersumpah kepadanya untuk mencarikan istri untuk anaknya ishak. Persyaratannya adalah anaknya itu tidak boleh nikah dengan perempuan-perempuan kanaan hanya kepada kaumnya saja. Dimana Abraham mengutus hambanya tersebut untuk pergi ke Aram-Mesopotamia di kota Nahor untuk mencarikan istri untuk anaknya. Dimana tempat itu asal usul berasal Abraham dan disitu juga saudaranya Abraham tinggal.
Yang menarik di pasal 24 ini iman Abraham kepada Tuhan semakin teguh dan kokoh. Dibuktikan perkataannya kepada hambanya itu bahwa malaikat-Nya berjalan didepanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang istris dari sana untuk anaknya (ay.7). Kalau kita bandingkan dipasal-pasal sebelumnya dimulai pasal 12 iman Abraham seperti titik-titik atau masih putus-putus. Terkadang percaya dan terkadang ragu dan kuatir. Namun karena Tuhan selau aktif untuk meyakinkan Abraham dan Tuhan menunjukkan kuasanya kepada Abraham sehingga Abraham imannya terbentuk hingga ia relah mempersembahkan anaknya untuk Tuhan.
Namun yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa ia melarang anaknya untuk tidak mengambil istri di tempat mereka tinggal (tanah kanaan). Kalau dipikirkan secara logika kalau Ishak mengambil istri orang kanaan akan mendapat keuntungan besar yaitu bisa membangun ingkatan keluarga sekaligus untuk menginjil juga supaya orang Kanaan itu percaya kepada Allah Abraham.
Tetapi Abraham mengambil keputusan yang terbaik untuk anaknya. Ia tidak mau masa depan anaknya rusak hanya gara-gara pasangan hidup. Ia tidak mau anaknya terpengaruh penyembah berhalal karena istrinya. Ia tidak mau anaknya meninggalkan Tuhan yang benar karna salah memilih pasangan hidup. Kalau kita bandingkan di kitab Yosua tanah kanaan adalah tanah sumbur tetapi merupakan daerah penyembah berhalal.
Karena kondisi seperti itu Abraham mengambil keputusan yang terbaik untuk memilih pasangan hidup bagi anaknya. Bila kita bandingkan zaman sekarang ini untuk menjodohkan orang atau orang tua yang menentukan pasangan hidup anaknya kurang relevan lagi karena zaman yang berbeda. Lalu bagaimana peran orang tua untuk memilih pasangan hidup anaknya. Apakah dibiarkan saja? biar ia sendiri yang mencari pasangan hidupnya pasti ia tahu yang terbaik untuk dirinya sendiri. Atau melarang bila tidak berkenan atau tidak cocok ?
Kalau dilarang pasti akan dilanggar, bisa-bisa nekat dan kabur dari rumah. Salah satu solusi yang terbaik bagi orang tua agar anaknya tidak salah memilih pasangan hidupnya adalah menciptakan pengertian bagi anaknya. Menjelaskan tujuan dari pernikah sesuai ajaran Kristen.
Bukan seperti zaman dulu, kalau orangtua bila jangan pasti anaknya akan tunduk dan taat akan larangan orang tua. Tetapi kalau diterapkan prinsip seperti itu tidak akan bisa.
Sebagai orang tua harus menciptakan pengertian bagi anaknya. Melalui hubungan yang baik antara anak dan orang tua. Dimana orang tua memiliki relasi atau hubungan yang baik kepada anak. Dimana orang tua memposisikan dirinya untuk anaknya sebagai sahabat atau teman bagi anaknya.
Bukan mempertahankan harga diri atau gensi yang selalu dihormati dan ditakuti oleh anak. Namun mari kita belajar dari pribadi Tuhan Yesus ketika ia menjadi manusia. Walaupun Ia adalah Allah. Namun Ia tidak mempertahankan haknya sebagai Allah yang harus dihormati yang selalu disembah. Namun Ia mengosongkan dirinya dan menjadi hamba dan menjadi sahabat bagi manusia.
Demikian juga dalam kehidupan kita, terlebih-lebih bagi orang untuk anaknya. Dimana orang tua itu harus terbuka untuk anak agar anaknya juga mau terbuka juga orang tuanya. Tujuan supaya saling mengerti satu sama lain.
Akhir-akhir ini anak lebih memilih orang lain untuk menyampaikan isi hatinya daripada keluarga. Ia memilih orang lain untuk menyampaikan masalah yang dia hadapi daripada menyampaikan kepada orangtuanya. Kenapa seperti itu karena tidak ada hubungan yang baik antara orang tua dan anak. Dimana orang tua tidak bisa menjadi sahabat bagi anaknya.
Jika orang tua tidak bisa menjadi sahabat bagi anaknya dan tidak mempunyai relasi yang baik terhadap anaknya bagaimana ia menciptakan pengertian bagi anaknya. Bagaimana ia memberikan nasehat bagi anaknya?
Orang tua harus aktif untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya bukan memberi makan, memenuhi kebutuhan sehari-hari melainkan orang tua aktif juga memberi pengertian kepada anaknya agar tidak salah untuk memilih pasangan hidup.
Sebab jika salah memilih resikonya juga besar. Jika pasangan hidup anaknya tidak seiman lalu bagaimana iman anaknya bisa bertumbuh padahal kenyakinan pasangan hidup anaknya berbeda. Yang satu pergi ke gereja yang satunya pergi ketempat lain. Apalagi anaknya malas datang kegereja dan ditambah lagi pasangan hidupnya juga tidak takut akan Tuhan. Bisa-bisa pada akhirnya meninggalkan imannya.
Mari kita belajar dari kisah Abraham walaupun ada harga yang harus dibayar tetapi ia rela melakukan semuanya itu untuk yang terbaik bagi anaknya. Demikian juga perannya kehidupan bapak/ibu keterlibatan mencari pasangan hidup anak saudara. Sebab di zaman sekarang sebagian besar anak-anak muda Kristen jatuh dan meninggalkan imannya hanya gara-gara pasangan hidup. Orang tua harus berperan aktif agar anak saudara tidak salah memilih pasangan hidupnya.
Demikianlah bahan khotban Kristen terbaik 2021-2022. Semoga melalui khotbah Kristen ini orang tua semakin peduli dengan anaknya. Tuhan Yesus Memberkati.
0 Komentar