Materi Sekolah Minggu


Kumpulan Materi Sekolah Minggu (2021-2022).

Syalom.. Puji nama Tuhan atas kasih karunia-Nya dalam kehidupan kita yang selalu menyertai kehidupan kita. Selamat datang dikumpulan materi sekolah minggu atau bisa juga dikatakan sebagai bahan mengajar untuk sekolah minggu. Melalui artikel ini anda menemukan metode-metode baru untuk mengajar anak-anak sekolah minggu secara kreatif. Dengan demikian berikut ini adalah materi sekolah minggu:


Tema: Zakheus Si Pemungut Cukai

Bacaan Alkitab: Lukas 19:1-10

Metode: Panggung Sandiwara

Biasanya kita mengajak anak-anak bermain drama dengan memberi mereka peran yang berbeda. Jadi, jika kita hendak memainkan adegan Zakheus bertemu dengan Yesus, kita memilih anak yang akan memerankan Zakheus, Yesus, dan seorang banyak…

Nah, kali ini anda mengajak semua anak memerankan semua tokoh secara bersama. Bagaimana caranya? Simak penjelasan berikut:

Prosedur:

1.  Ajak anak-anak sekolah minggu membaca satu ayat secara bersama-sama, Misalkan ayat 19:1, "Yesus masuk kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu". Fokus dalam ayat ini adalah tokoh Yesus. Ajak anak-anak untuk berdiri dan mencoba membayangkan serta menirukan muka Yesus yang dikenal sebagai Guru yang luar biasa dan diikuti banyak orang. Ajak anak-anak mencoba berjalan seperti cara Yesus berjalan, tersenyum dan sebagainya.

2.  Pada ayat 2 disitu ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Nah kali ini fokusnya adalah Zakheus. Sebaliknya anda menjelaskan, seperti apakah seorang pemungut cukai itu. Apa yang ia lakukan, dan bagaimana gambaran orang-orang Yahudi pada masa itu. Apa yang yang ia lakukan, dan bagaimana gambaran orang-orang Yahudi pada masa itu tentang profesi pemungut cukai. Setelah penjelasan singkat tersebut, segera kembali ajak anak-anak untuk berdiri dan mintalah mereka untuk memerankan Zakheus.

3.  Pada ayat 3 "Ia berusaha untuk melihat Yesus, tetapi ia tidak berhasil karena banyak orang, sebab badannya pendek". Di sini setiap anak bebas untuk mengekspresikan diri mereka. Yang penting adalah keikutsertakan dan upaya anak-anak untuk mencoba "memasuki" kehidupan tokoh yang sedang diperankannya.

4. Yang menarik adalah Lukas 19:6,7. Anda akan melihat betapa anak-anak karena sudah mulai terbiasa dengan sangat cepat mampu mengubah ekspresi hanya dalam hitungan detik.

5. Intinya saudara hendak mengajak anak-anak sekolah minggu  memerankan beberapa tokoh yang ada di dalam Lukas 19:1-10.

Catatan:

Firman Tuhan ini dilatarbelakangi kehidupan orang Yahudi, dimana pemungut cukai pada saat itu adalah orang-orang yang dibenci digolongan orang Yahudi. Dengan demikian berikut ini info tentang profesi pemungut cukai pada zaman Yesus.

Pemungut Cukai

Pada zaman Yesus, seperti tercatat dalam Perjanjian Baru, bangsa Israel berada di bawah penjajahan Romawi. Untuk menarik pajak, cukai, atau bea demi kepentingan Negara, pemerintah Roma biasanya menggunakan orang-orang pribumi (orang yang lahir dan besar di daerah jajahannya, bukan pendatang, orang asing atau orang berkebangsaan lain) untuk melakukan tugas tersebut.

Mengapa demikian? Karena pada umunnya, orang-orang pribumi inilah yang lebih mengenal para wajib pajak, lebih mengerti kebiasaan dan adat-istiadat setempat, serta lebih mengenal bahasa maupun budaya yang berlaku di daerah tersebut, sehingga hampir tidak mungkin para petugas pribumi ini "tertipu" oleh rakyat yang berusaha menghindar untuk membayar pajak bagi Kaisar Roma.

Pemungut cukai ini adalah orang-orang yang dibenci, alasanya yaitu Pertama, pemungut cukai menyelewengkan jabatannya dengan menarik pajak atau memungut cukai lebih dari yang seharusnya (korupsi). Kedua, sebagai sesama Yahudi, tidak seharusnya para petugas pemungut cukai memeras rekan-rekan sebangsanya, saudara-saudaranya setanah air. Mereka dianggap memperkaya diri di tengah penderitaan orang lain. Ketiga, bagi sekolompok orang Yahudi yang fanatit, pekerjaan pemungut cukai yang berpihak pada si penjajah (kekaisaran Roma) dengan dianggap najis. 


Tema: Gembala-Gembala

Bacaan Alkitab: Lukas 2:8-20

Metode: Menjadi Reporter

Dalam model pembelajaran pasif, dimana anak-anak diharapkan untuk sekedar duduk manis dan mendengarkan guru bercerita. Dan membuat anak-anak sekolah minggu menjadi aktif, dimana membuat otaknya yang semula  Off menjadi On.

Salah satu tips praktis untuk membuat murid-murid Sekolah Minggu Anda aktif yaitu menantang mereka untuk menjadi seorang REPORTE TELEVISI.

Prosedur:

1. Jelaskan kepada anak-anak bahwa hari ini anda akan mengajar mereka untuk meliputi sebuah cerita. Mungkin anda perlu mengajak mereka sedikit melakukan warming up (pemanasan), bagaimana dan apa yang harus dilakukan oleh seorang reporter telivisi. Misalnya, Anda bisa memeragakan kepada anak-anak bagaimana sikap duduk, gaya bicara, dan bahasa tubuh seorang reporter televise yang professional. Berikut ini adalah conto cara seorang reporter televise mengawali dan mangakhiri berita.

Selamat malam pemirsa. Dari studio 7 kami melaporkan sebuah peristiwa aneh yang terjadi di sebuah kota kecil yang bernama Betlehem. Beberapa gembala melaporkan apa yang mereka lihat dan alami pada malam itu….(isi selengkapnya).

Demikian laporan singkat yang kami terima. Nantikan sajian selengkapnya dalam Berita Petang hari ini disertai dengan rekaman ekslusif yang kami terima langsung dari lokasi kejadian. Terima kasih atas kebersamaan anda, dan selamat malam".

2. Sebelum meminta anak-anak membaca bahan bacaan dari Alkitab, sekali lagi tekankan bahwa mereka saat ini berperan sebagai seorang reporter yang hendak meliputi berita paling spektakuler sepanjang sejarah.

3. Setelah semua anak siap, minta anak-anak untuk membaca bahan bacaan Alkitab tersebut secara pribadi, dan kemudian berikan waktu kepada mereka untuk mulai menuangkan isi pikiran mereka dalam bentuk liputan berita. Saya sarankan anda memberikan pilihan kepada anak-anak memberi pilihan pada anak-anak untuk bekerja sendiri, bekerja berpasangan, atau bekerja kelompok.

4. Di bagian akhir acara, siapkan sebuah meja dan beberapa kursi seperti layaknya tanyangan siaran berita di statiun televisi. Minta anak-anak secara bergantian untuk membacakan naskah liputannya dan berikan pujian serta semangat kepada mereka semua.

5. Jika ada pesan-pesan tertentu yang ingin anda sampaikan atau tekankan, lakukanlah di akhir sesi acara, saat anda dan anak-anak telah mengakhiri sesi liputan berita sebagai repoter tersebut.

Teknik mengajar menjadi reposter ini memang sedikit berbeda dengan teknik mengajar pada umunya. Biasanya guru mengawali pengajaran dengan bercerita atau menyampaikan materi dengen metode ceramah, baru kemudian dilanjutkan dengan berbagai aktifvitas yang melibatkan siswa aktif.


Tema: Filipus dan Sida-sida Etiopia

Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 8:26-40

Metode: Permainan Bingo

Salah satu aktivitas digemari anak-anak dan juga orang dewasa adalah BERMAIN. Saat ini mengawali sesi pelajaran Sekolah Minggu dengan kalimat, "Hari ini kita akan BERMAIN…", tentu wajah anak-anak akan segerah berubah. Sikap duduk mereka pun berubah, dan dalam sekejap, kita telah berhasil mengikat perhatian mereka.

Bermain dalam konteks ini bukanlah sekadar melakukan permainan apa saja asal anak senang, melainkan bermain sambil belajar. Bahkan, bias dikatakan, justru di dalam proses bermain itulah pembelajaran yang sesungguhnya sedang terjadi.

Kali ini saya ingin memperkenalkan sebuah jenis permainan, yang sebenarnya sangat umum dan sangay mudah bagi kita untuk mempersiapkannya, yaitu bermain bingon kartu. Permainan bingo kartu adalah sebuah permainan sederhana yang sangat mengasyikan bagi anak-anak. Permainan ini mampu membuat anak-anak mengingat kata-kata penting maupun fakta-fakta yang hendak disampaikan. Permainan ini dapat dilakukan sebelum, setelah anak-anak mendengarkan penyampain materi firman Tuhan.

Prosedur:

1. Siapkan kata-kata yang terkait dengan materi firman Tuhan, yang ditulis dalam potongan kartu yang tidak terlalu besar Misalkan, FILIPUS, KERETA, ASDON, ETIOPIA. 

2. Siapkan lembaran kartu besar yang mampu memuat 9 potongan kartu kecil

3. Setiap anak memperoleh selembar kartu berukuran besar (yang memuat 9 macam kata).

4. Sembari guru bercerita tentang kisah Filipus tersebut, anak-anak harus mendengarkan dengan cermat. Jika guru menyebutkan sebuat kata yang dimilikinya, ia harus meletakkan kartu kecil yang dituliskan kata tersebut dan seterusnya…




Tema: Kolam Betesda

Bacaan Alkitab: Yohanes 5:1-18

Metode: Nonton Film

Tentu setiap orang pasti memiliki hoby nonton film, kali ini saya mengajak saudara untuk menggunakan metode mengajar sekolah minggu ini untuk mempermudah anak-anak mengerti firman Tuhan dan menarik. Caranya begitu mudah sekali, tinggal anda cari di Youtube, film tentang kisah Tuhan Yesus menyembuhkan orang lumpuh dikolam betesda.

Prosedur:

1. Setelah anak-anak sekolah minggu menyanyikan pujian dan penyembahan kepada Tuhan, maka video tentang Tuhan Yesus menyembuhkan orang lumpuh dikolam betesda hendak ditampilkan di layar LCD.

2. Setelah itu, anak-anak sekolah minggu di ajak untuk membaca Yohanes 5:1-18 dan menuliskannya siapa saja tokoh yang didalam teks itu, apa yang dilakukannya dan seterus.

3. Kemudian ajak anak-anak sekolah minggu untuk menceritakan kembali kisah Tuhan Yesus menyembuhkan orang lumpuh di kolam betesda.

Pesan:

Artikel materi sekolah minggu ini, anda bisa mengembangkannya lebih lagi dengan menemukan metode baru untuk mengajar anak-anak sekolah minggu. Misalkan mengambar, surat-menyurat, Quis alkitab dan lain-lain. Intinya setiap anda mengajar di sekolah minggu hendak setiap pertemuan metodenya harus bervariasi. Sebab tidak bagus jika metodenya tidak bervariasi, misalkan anda mengajar sekolah minggu menggunakan metode  ceramah setiap pertemuan. Akibatnya anak-anak sekolah minggu tidak tertarik untuk belajar firman Tuhan. Ia datang kesekolah minggu karena paksaan dari orangtua bukan dari kerinduaannya sendiri. 


Posting Komentar

0 Komentar