Makalah Tentang Nabi Palsu Dalam Kitab Matius

 

Makalah Tentang Nabi Palsu Dalam Kitab
 Matius 7:15-23
 

BAB I

PENDAHULUAN

Allah adalah Sang komunikator yang menyatakan diri-Nya kepada umat manusia. Alkitab sangat jelas menuliskan bahwa Allah berulang kali dan dalam berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantara nabi-nabi (Ibr.1:1). Kitab Perjanjian Lama menceritakan tentang fakta adanya nabi, hakikat, dan kehidupan nabi-nabi Allah. Jabatan nabi dijelaskan dalam Kitab Perjanjian Lama, sebagai pelihat Allah. Nabi-nabi Allah akan meneruskan pesan dari Allah kepada umat-Nya. Pesan Allah dapat berupa ajaran, ketetapan Allah, peringatan, bahkan bentuk penghukuman pun, Allah terlebih dahulu akan menyatakan melalui nabi-nabi-Nya.[1]


Hakikat seorang nabi adalah atas pilihan Allah, menyatakan atau meneruskan pesan Allah kepada manusia. Artinya nabi hanya bernubuat atas kehendak Allah. Sebagaimana fungsinya atau tugas dari seorang nabi adalah untuk bernubuat. Seorang nabi sejati adalah seorang yang diberi penglihatan oleh Allah. Semua hal yang mereka nubutkan akan terjadi, sebab perkataan-perkataan tersebut berasal dari Allah sendiri yang memakai nabi sebagai penyambung lidah Allah. [2]


Hakikat seorang nabi adalah berdasarkan pada pemilihan Allah. Artinya Allah yang memilih dan menentukan sang nabi. Menurut Evendy Tobing dalam bukunya mengatakan bahwa ada beberapa kristeria sebagai seorang nabi Allah antara lain: (1) Seorang yang berasal dari keturunan Israel. (2) Seorang yang panggil Tuhan. (3) Seorang yang dikuasai oleh Roh Allah. (4) Seorang yang melayani sebagai juru bicara Allah. (5) Seorang yang menerima otoritas dan penyataan dari Allah. (6) Seorang yang menjadi gembala yang baik atas domba-domba Allah. (7) Seorang yang mendemostrasikan firman Allah dan misi-Nya melalui tanda.[3]


Pemaparan diatas adalah indikasi dari nabi-nabi Allah yang benar. Namun beberapa kasus di dalam Alkitab yang memandai adanya orang-orang tertentu yang mengaku diri sebagai seorang nabi. Bernubuat seperti seorang nabi tapi perkataanya tidak benar. Motivasi mereka keliru di dalam menjalankan tugas hal ini akan melemahkan pesan yang disampaikan bahkan bertolak belakang dengan kehendak Allah.


Keberadaan nabi-nabi palsu adalah terselubung atau tidak terang-terangan. Itu sebabnya Yesus memerintahkan untuk waspada. Sikap yang penuh dengan kehati-hatian supaya tidak terjebak atau terperangkap pada pengajaran-pengajaran palsu. Dari tampilan luar, nabi-nabi tersebut tidak mencurigakan, sebab penyamaran penggembalaan yang akan memengaruhi domba-domba yang lain. Hal ini sangat berbahaya bagi gereja.


Gereja tidak lagi dapat menerima pesan yang utuh dan murni sebab orang-orang yang menyuarakan pesan tersebut tidak sesuai dengan pesan yang disampaikan ataupun pesan yang didapat bukan berasal dari Allah. Tujuannya bukan untuk Allah atau bukan untuk keselamatan umat Allah.


Krisis mengenai pengajaran yang benar semakin melanda dalam kekristenan. Orang memakai cara yang halus untuk menutupi kenyataan hidup yang buruk. Hingga gereja tidak merasakan panggilan untuk bertobat. Gereja selalu teracam oleh kemunafikan yang dapat melemahkan kesaksiannya.  Penjelasan ini menunjukkan bahwa adanya nabi palsu hanya berdasarkan pengakuan dari diri sendiri, keyakinan yang dilakukan adalah dapat melakukan cara yang sepertinya mengagumkan demi mendukung pengakuannya sebagai nabi.


 





BAB II

PEMBAHASAN

Temuan Teologis Hasil Eksposisi Matius 7:15-23

Nabi Palsu Adalah Nabi Secara Lahiriah (ay.15-16,20)

Nabi palsu bersifat secara lahiriah di mana pengajaran para nabi palsu hanya untuk memuaskan keinginan dami tercapainya hasil yang telah diinginkan. Melalui penyampaian berita yang dibawakan yang didasari "dengan nama-Mu kami telah bernubuat" kepercayaan kepada Allah tidak memiliki sasaran yang murni dan praktis berdasarkan kebenaran dalam menyampaikan suatu ceramah "khotbah". Sebab pengakuan nabi palsu hanya untuk perbuatan para nabi palsu dan hanyalah untuk menyesatkan para anak-anak Tuhan.


                Untuk mengetahui keberadaan nabi palsu sebagai penyesat hanya dapat di buktikan melalui setiap perbuatan. Jika sebagai nabi menyampaikan berdasarkan kebenaran Firman Allah, pastinya harus hidup menurut Firman Allah. Oleh sebab itu nabi palsu tidak disebut sebagai utusan Allah karena nabi palsu hanya menyamar sebagai rasul Kristus. Penyebutan nabi palsu dalam menyebutkan nama Tuhantidak mengarah kepada Tuhan sebagai Raja. Penyebutan Tuhan hanya sebagai simbol baginya, supaya orang Kristen percaya kepadanya.

 

Nabi Palsu Tidak Mengindahkan Tuhan Sebagai Raja (ay.21,23)

Nabi palsu bertindak melakukan pekerjaanya tidak terarahkan kepada Tuhan sebagai Raja. Penyebutan tersebut hanya sebagai symbol yang menunjukkan bahwa ia adalah sebagai orang percaya, selain itu ia diutus Tuhan sebagai wakil-Nya hanyalah sebagai simbolik untuk menyampaikan pesan Allah yang tidak akan mendapatkan kemuliaan Surga.


Kepercayaan kepada Tuhan akan membawa orang melakukan kehendak Bapak. Sehingga dengan demikian pengakuan memanggil nama Tuhan tidak hanya sebatas sebutan tetapi dalam hal pemikiran dan kehendak, Memakai nama Tuhan yang adalah sebagai Raja sedang menunjukkan pribadi yang berkuasa dalam setiap perbuatan sebagai nabi Allah. Itu sebabnya bahwa nama Tuhan adalah nama yang penuh kuasa. Perbuatan apapun yang dilakukan tanpa dibuktikan dari buat pertobatan, sesungguhnya menyebutkan nama Tuhan dan mengaku melakukan segalanya demi nama Tuhan hanyalah sebatas perkataan. Nabi palsu adalah nabi seperti mendapatkan wahyu dari Tuhan tetapi pada kenyataany tidaklah demikian. Sebab nabi palsu tidak memiliki Roh Allah yang walaupun melakukan setiap perbuatan sama seperti nabi Tuhan yang mengatasnamakan Tuhan dalam segala perbuatannya.

 

 

Nabi Palsu Adalah Penipu (ay.22)

Nabi palsu adalah nabi yang sepertinya mendapatkan wahyu dari Tuhan tetapi pada kenyataannya tidaklah demikian. Sebab nabi palsu tidak memiliki Roh Allah yang walaupun melakukan setiap perbuatan sama seperti nabi Tuhan yang mengatas namakan Tuhan dalam segala perbuatannya.


                Suatu peringatan kepada setiap umat Tuhan yang telah mengenal sosok pribadi sebagai nabi Tuhan maupun nabi palsu. Banyak nabi palsu melakukan pekerjaan yang menyimpan ajaran Tuhan, namun menurut pengakuan perbuatan nabi palsu selalu didasari atas nama Tuhan. Berdasarkan itu nabi palsu sama halnya dengan para ahli Taurat maupun orang Farisi. Mereka mengetahui kebenaran Firman Allah, tetapi tidak menyampaikan sesuai makna kebenaran Firman Tuhan. Sehingga dengan demikian bahwa nabi palsu tidak memperkenalkan Yesus sebagai Raja.


Tindakan Nabi Palsu Dilakukan Berdasarkan Keinginan Sendiri (ay.23)

Pada masa yang akan datang yaitu kedatangan Tuhan Yesus sebagai Hakim, akan menentukan setiap pribadi khususnya sebagai nabi akan di hakimi menurut perbuatan yang selama ini telah melakukan perbuatan dengan mengatas namakan Tuhan. Pengakuan tersebut adalah pengakuan kepada mereka yang berbuat kejahatan, Kejahatan yang dimaksud disini adalah perbuatan yang melakukan yang dilakukan "menurut kehendak sendiri", sehingga dengan demikian Tuhan patut menyebutkan sebagai pembuat kejahatan. Jika nabi palsu menyampaikan pesan Tuhan pasti tujuannya adalah untuk menyesatkan para umat Tuhan.


                Berdasarkan pengakuan Yesus terhadap nabi palsu, karena perbuatan sebagai nabi hanya menyerupai Allah. Yesus dengan tegasnya menuduh para nabi palsu karena melakukan perbuatan yang menyimpang artinya sebagai nabi palsu yang melakukan perbuatan yang tidak adil terhadap umat Tuhan. Ketidakadilan ini menunjukkan bahwa nabi palsu melakukan tindakan tanpa persetujuan dari Tuhan. Jadi, nabi palsu hanya mengaku sebagai utusan, tetapi sesungguhnya mereka telah melakukan perbuatan tanpa diperintahkah Allah. Sehingga dengan demikian Yesus menyangkal mereka yang mengaku bahwa jika setiap perbuatan mereka telah mengatasnamakan nama Tuhan tetapi tidak mengindahkan Tuhan sebagai Raja.

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil eksposisi Matius 7:15-23 maka peneliti menyimpulkannya yaitu sebagai berikut.

Pertama, seperti apakah identifikasi nabi-nabi palsu berdasarkan Matius 7:15-23 yaitu Nabi palsu adalah nabi yang melayani berdasarkan keinginan. Pelayanan yang dilakukan oleh nabi palsu tidak terdapat pengakuan yang memuliakan Tuhan sebagai Raja. Adanya pengakuan tersebut hanya sebagai symbol yang menunjukkan bahwa ia adalah nabi dari Tuhan namun sesungguhnya tidaklah demikian. Oleh sebab itu dari pengakuan tersebut maka, nabi palsu dapat disebutkan sebagai nabi penipu. Sebab setiap perkataannya hanyalah perkataan yang ingin mendapatkan hasil yang dinginkan. Jadi perlunya mengetahui keberadaan nabi palsu berdasarkan kebenaran Firman Tuhan.


Kedua, bagaimana hasil eksposisi Matius 7:15-23 mengenai identifikasi nabi palsu. Perbuatan nabi palsu adalah perbuatan yang berlawanan dari ajaran Tuhan. Melihat konteks Matius 7:15-23 juga menyatakan mengenai adanya nabi palsu. Sebab di ayat 15 berbicara mengenai larangan terhadap keberadaan nabi-nabi palsu. Matius 7L15 "waspadalah terhadap nabi-nabi palsu. Kemudian ayat berikutnya berbicara tentang buah-buah nabi plasu yang dibandingkan Yesus antara hasil dari pohon yang tidak baik dengan hasil pohon yang baik. Kemudian ayat 19 berkata bahwa setiap pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik pasti ditebang dan dibuang ke dalam api yang yang melambangkan penghukuman mereka. Semuanya ini berbicara nabi palsu dan hal pengajaran yang sesat yang tidak di sukai oleh Allah dan akan di hukum dalam api neraka dimasa yang akan datang saat tiba waktunya penghukuman Allah maka, ayat 21-23 berbicara nabi-nabi palsu yang tidak bisa saja memiliki kemampuan bernubuat mengusir serta membuat mujizat yang memakai nama Yesus. Dan terlibat perkataan Yesus pada ayat 23, bahwa Ia tidak pernah mengenal mereka, justru dikatakan bahwa mereka sama dengan pembuat kejahatan, dan kejahatan yang dimaksudkan oleh Yesus ialah mereka yang melakukan nubuatan tetapi mereka juga yang berlaku fasik. Sebab setiap domba-domba-Nya mendengarkan suara Tuhan dan Ia mengenal mereka yang mengikuti Tuhan Yohanes 10:27.


Dalam hal ini, dijelaskan bahwa mereka sebagai nabi palsu tidak memiliki perbedaan dalam melayani dari setiap nabi Tuhan. Namun menurut kenyataanya yang menjadi perbedaan ialah nabi palsu melakukan tepat seperti yang diperbuat oleh nabi Allah, tetapi sesungguhnya mereka belaku fasik. Dengan demikian nabi palsu dapat memutar balikkan makna yang sebenarnya dari Tuhan Tuhan. Sedangkan nabi Tuhan saat menyampaikan pesan Firman Tuhan merupakan pekerjaan berdasarkan kerinduan yang diawali dari kesadaran diri bahwa setiap pelayanan yang ada merupakan kasih karunia yang Allah percayakan.

 


[1] Henri Velhuis, Kutahu Yang Kupercaya (Jakarta: Gunung Mulia, 2010) 106.

[2] S. Wismoady Wahono, Disini Kutemukan (Jakarta: Gunung Mulia, 2009) 173.

[3] Evendy Tobing, Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama (Malang: Steviera Lietratur, 2019) 11.

Posting Komentar

1 Komentar

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)